Aplikator ACP Cianjur 0877-1449-7508 |
Reklame ACP Cianjur (SAB) // 0877-1449-7508
Contact 0877-1449-7508
Kamis, 26 September 2019
Senin, 27 Januari 2014
Alucobond Colours @ Cianjur
Alucobond, World of Colours
{Outstanding quality colours and surface}
Your Favourites
"These are your most favourite colours. You have been choosing them over and over again. And millions of square metres installed are meeting millions of people each day.
One can not go wrong with this selection of solid and metalic colours. Select solid ones to achieve a tuned down, uniform effect. Or play with different appearance of metalic colours and gloss under various light conditions and viewing angles.
Both schemes are proven. Both are foundation and starting point of the colours scheme you are contemplating for your building."
Metallic Colours
{ Dark Grey Metallic 505, Smoke Silver Metallic 501, Silver Metallic 500, Champagne Metallic 503, Grey Metallic 502, Grey Blue Metallic 603, Sunrise Silver Metallic 600, Brilliant Metallic 602, Bronze Metallic 504, Classic Metallic 9604, Daytona Gold 8703, Gold Metallic 601, Nevada Copper 8705, Copper Metallic 8704, Jade Green Metallic 9329, Seafoam Green Metallic 604}
Solid Colours
{ Black 326, Anthrazit Grey 105, Fashion Grey 460, Light Grey 104, Beige 103, Cream 102, Pure White 10. 100, White 16.101 }
"These colours are rarely used to clad an entire building. But why not use them to play, accentuate and craete distinction? Whether it is during Lemon, a flashy Red or Intense Blue, use these colours and effect to create unique appearance, moods and reactions of the users or bypassers. Create the Difference."
Vibrant Colours
{ Ruby 8202, Orange 8210, Emerald Green 691, Red 8201, Lemon 8200, Lime 8313, Navy Blue 9336, Intense Blue 3191}
General Information
The fluorocarbon (PVDF) coating is applied to the aluminium coil prior to lamination into ALUCOBOND, using a continuous coil coating process. The multiple layers are individually cured at temperatures of between 200 - 260C. The quality of the coating is tested according to standards established by E.C.C.A ( European Coil Coating Association) of which 3A Composites is a member. Fluorocarbon (PVDF) coating systems combine good formability and excellent surface durability. They are extremely resistant against weathering, strong solar radiation and pollution attact. The colour reproduction in this chart is subject to printing limitation. For exact colour matching, request for actual colour samples.
The standard gloss fo colours is between 30% - 40% according to Gardner Scale.
Minimum Order Quantities apply
For more information and available specifitacion please
refer to sales of Signboard Advertising 0877-1449-7508
Senin, 22 April 2013
Advertising Cianjur, "Sejarah Cianjur - Jawa Barat"
Asal Mula Kota Cianjur, Cerita dari Tanah Pasundan, Jawa Barat
Konon, di suatu daerah di Jawa Barat, sekitar daerah Cianjur, hiduplah seorang lelaki yang kaya raya. Kekayaannya meliputi seluruh sawah dan ladang yang ada di desanya. Penduduk hanya menjadi buruh tani yang menggarap sawah dan ladang lelaki kaya tersebut. Sayang, dengan kekayaannya, lelaki tersebut menjadi orang yang sangat susah menolong, tidak mau memberi barang sedikitpun, sehingga warga sekelilingnya memanggilnya dengan sebutan Pak Kikir. Sedemikian kikirnya, bahkan terhadap anak lelakinya sekalipun.
Di luar sepengetahuan ayahnya, anak Pak Kikir yang berperangai baik hati sering menolong orang yang membutuhkanpertolongannya.
Salah satu kebiasaan di daerah tersebut adalah mengadakan pesta syukuran, dengan harapan bahwa panen di musim berikutnya akan menjadi lebih baik dari panen sebelumnya. Karena ketakutan semata, Pak Kikir mengadakan pesta dengan mengundang para tetangganya. Tetangga Pak Kikir yang diundang berharap akan mendapat jamuan makan dan minum yang menyenangkan. Akan tetapi mereka hanya bisa mengelus dada manakala jamuan yang disediakan Pak Kikir hanya ala kadarnya saja, dengan jumlah yang tidak mencukupi sehingga banyak undangan yang tidak dapat menikmati jamuan. Diantara mereka ada yang mengeluh,”Mengundang tamu datang ke pesta, tapi jamuannya tidak mencukupi! sungguh kikir orang itu”. Bahkan ada yang mendoakan yang tidak baik kepada Pak Kikir karena kekikirannya tersebut.
Di tengah-tengah pesta, datanglah seorang nenek tua renta, yang langsung meminta sedekah kepada Pak Kikir. “Tuan, berilah saya sedekah dari harta tuan yang berlimpah ini”, kata sang nenek dengan terbata-bata. Bukannya memberi, Pak Kikir malah menghardik nenek tersebut dengan ucapan yang menyakitkan hati, bahkan mengusirnya.
Dengan menahan sakit hati yang sangat mendalam, nenek tersebut akhirnya meninggalkan tempat pesta yang diadakan Pak Kikir. Sementara itu, karena tidak tega menyaksikan kelakuan ayahnya, anak Pak Kikir mengambil makanan dan membungkusnya. Kemudian dengan sembunyi-sembunyi dia mengikuti si nenek tersebut hingga di ujung desa. Makanan tersebut diserahkannya kepada sang nenek.
Mendapatkan makanan yang sedemikian diharapkannya, sang nenekpun memakannya dengan lahap. Selesai makan, dia mengucapkan terima kasih dan mendoakan anak Pak Kikir agar menjadi orang yang hidup dengan kemuliaan. Kemudian dia melanjutkan perjalanannya hingga tibalah di salahsatu bukit yang dekat dengan desa tersebut.
Dari atas bukit, dia menyaksikan satu-satunya rumah yang paling besar dan megah adalah rumah Pak Kikir. Mengingat apa yang dialaminya sebelumnya, maka kemarahan sang nenek kembali muncul, sekali lagi dia mengucapkan doa agar Pak Kikir yang serakah dan kikir itu mendapat balasan yang setimpal. Kemudian dia menancapkan tongkat yang sejak tadi dibawanya, ke tanah tempat dia berdiri, kemudian dicabutnya lagi tongkat tersebut. Aneh bin ajaib, dari tempat ditancapkannya tongkat tersbut kemudian mencarlah air yang semakin lama semakin besar dan banyak, dan mengalir tepat ke arah desa Pak Kikir.
Menyaksikan datangnya air yang seperti air bah, beberapa warga desa yang kebetulan berada dekat dengan bukitpun berteriak saling bersahutan mengingatkan warga desa, “banjir!!!”
Penduduk desa kemudian menjadi panik, dan saling berserabutan ke sana ke mari. Ada yang segera mengambil harta yang dimilikinya, ada yang segera mencari dan mengajak sanak keluarganya untuk mengamankan diri. Melihat kepanikan tersebut, anak Pak Kikir segera menganjurkan para penduduk untuk segera meninggalkan rumah mereka. “Cepat tinggalkan desa ini, larilah ke atas bukit yang aman” katanya memerintahkan. Dia menyuruh warga untuk meninggalkan segala harta sawah dan ternak mereka untuk lebih mengutamakan keselamatan jiwa masing-masing.
Sementara itu, Pak Kikir yang sangat menyayangi hartanya tidak mau begitu saja pergi ke bukit sebagaimana anjuran anaknya. Di berpikir bahwa apa yang dimilikinya bisa menyelematkannya. Dia tidak mau diajak pergi, walau air semakin naik dan menenggelamkan segala apa yang ada di desa tersebut. Ajakan anaknya untuk segera pergi dibalas dengan bentakan dan makian yang sungguh tidak enak didengar. Akhirnya anak Pak Kikir meninggalkan ayahnya yang sudah tidak bisa dibujuk lagi.
Warga yang selamat sungguh bersedih meliaht desanya yang hilang bak ditelan air banjir. Tetapi mereka bersyukur karena masih selamat. Kemudian bersama-sama mereka mencari tempat tinggal baru yang aman. Atas jasa-jasanya, anak Pak Kikirpun diangkat menjadi pemimpin mereka yang baru.
Dengan dipimpin pemimpin barunya, warga bersepakat untuk membagi tanah di daerah baru tersebut untuk digarap masing-masing. Anak Pak Kikirpun mengajarkan mereka menanam padi dan bagaimana caranya menggarap sawah yang kemudian dijadikan sawah tersebut. Warga selalu menuruti anjuran pemimpin mereka, sehingga daerah ini kemudian dinamakan Desa Anjuran.
Desa yang kemudian berkembang menjadi kota kecil inipun kemudian dikenal sebagai Kota Cianjur. Sumber: ceritarakyatindonesia
Langganan:
Postingan (Atom)